Senin, 13 Maret 2017

aku cinta pengantar ilmu komunikasi 2


Model- model Pengaruh Komunikasi

            A. Model Stimulus-Response

        Model Stimulus-Response (Rangsangan-Tanggapan), atau lebih populer dengan sebutan model S-R menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima (receiver) sebagai akibat dari komunikasi. Menurut model ini, dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari “stimulus” (rangsangan) tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus. Model S-R dapat digambarkan sebagai berikut.

S --------------- O -------------- R
Sebagaimana terlihat dalam gambar diatas, model ini memberikan gambaran tentang tiga (3) elemen penting: Stimulus (S), yakni pesan Organisme (O), dalam hal ini penerima (receiver) dan Response (R) yakni akibat atau pengaruh yang terjadi.
B. MODEL PENGARUH PSIKOLOGIS TV DARI COMSTOCK
Bildergebnis für model pengaruh psikologis tv dari comstock Model yang dibuat Comstock ini secara khusus mengungkapkan tentang pengaruh televisi (TV) terhadap tingkah laku seseorang. Menurut model ini, TV dpat disejajarkan dengan pengalaman, tindakan atau observasi perorangan yang dapat menimbulkan konsenkuensi terhadap pemahaman ataupun tingkah laku. Dengan demikian, TV tidak hanya dipandang mampu mengajarkan tingkah laku, tetapi juga mampu bertindak sebagai stimulus (ragsangan) untuk membangkitkan tingkah laku yang telah dipelajari dari sumber-sumber lain.C. MODEL KOMUNIKASI TERHADAP DUA TAHAP
Bildergebnis für model komunikasi dua tahapModel dari Katz dan Lazarsfeld lazim disebut dengan two step flow model of communication (model komunikasi betahap dua), menjelaskan tentang proses pengaruh penyebaran informasi melalui media massa kepada khalayak. Menurut model ini, penyebaran dan pengaruh informasi yang disampaikan melalui media massa kepada khalayaknya tidak terjadi secara langsung (satu tahap), melainkan melalui perantara seperti misalnya “pemuka pendapat” (opinion leaders). Dengan demikian proses pengaruh penyebaran informasi melalui media massa terjadi dalam dua tahap: petama, informasi mengalir dari media massa ke para pemuka pendapat; kedua, dari pemuka pendapat ke sejumlah orang yang menjadi pengikutnya.
D. MODEL SPIRAL KEHENINGAN
Bildergebnis für model spiral keheningan
        Model spiral keheningan (the spiral of silence) yang dikemukakan oleh Elisabeth Noelle-Neumann (1947), juga menjelaskan tentang dampak penyebaran informasi melalui media massa. Menurut model ini, besar kecilnya pengaruh media massa tergantung pada interaksi antara media massa, komunikasi antarpribadi, dan persepsi seseorang mengenai pendapat dirinya dikaitkan dengan pendapat orang lain yang ada di lingkungan masyarakat sekitar.

Informasi, Pesan, dan Makna

A. Pandangan Tentang Informasi

      Untuk mengetahui lebih jelas mengenai informasi menurut Fisher (1986) dia mengelompokkan konsep informasi menjadi tiga variasi. Pertama, penggunaan istilah informasi yang menunjukkan fakta atau data yang diperoleh selama tindakan komunikasi berlangsung. Kedua, penggunaan informasi untuk menunjukkan makna data. Ketiga istilah informasi menurut teori informasi, menganggap informasi sebagai jumlah ketidakpastian yang dapat diukur dengan cara mereduksikan sejumlah alternatif pilihan yang tersedia.

B. Teori informasi

       Teori informasi muncul adanya tokoh Claude Shannon dan Werren Weaver membuat model pada tahun 1949 dengan bukunya berjudul The Mathematical Theory of Communication. Salah satu ciri khas model Shannon-Weaver adanya unsur noise, artinya adanya faktor gangguan pada komunikasi sehingga memungkinkan lahirnya konsep entrophy, yakni memungkinkan adanya situasu yang tidak pasti atau tidak adanya keteraturan. Entrophy ini melahirkan konsep informasi. Menurut teori informasi pengertiannya sangat dekat dengan entrophy dalam ilmu pasti, yaitu ukuran tingkat "keacakan" Severin-Takard, 1982 menurut mereka informasi adalah jumlah ketidakpastian yang dapat diukur dengan mengurangkannya melalui pemakaian sejumlah alternatif pilihan yang tersedia.

C. SIFAT INFORMASI: KETIDAKPASTIAN DAN MEMILIH

        Salah satu ciri model Shannon-Weaver adanya unsur noise atau gangguan pada komunikasi itu bermacam-macam faktornya, bisa terjadi pada pembicaranya, salurannya, situasinya maupun pada pesannya. Pada pembicaranya mungkin tidak jelas siapa yang berbicara sehingga si penerima bertanya-tanya. Pada sitasi tertentu adanya suara berisik ketika kita menerima pesan tersebut seperti rusaknya telepon tersebut misalnya sehingga tidak mendukung pokok pembicaraan. Dengan kata lain faktor noise menimbulkan ketidakpastian, sedangkan ketidakpastian mendorong alternatif pilihan, yang tidak lain adalah informasi itu sendiri. Jadi sesuai teori informasi, makin banyak gangguan makin besar ketidakpastian dan makin melimpah informasi tersebut.

D. MENGATASI KETIDAKPASTIAN DENGAN "REDUNDANCY"


       Solusi dari adanya ketidakpastian (entrophy) maka Shannon-Weaver mengeluarkan konsep redudancy yang berartikan pengulangan, baik dengan kata yang sama ataupun kata yang berarti sama dengan tujuan agar pesan yang dikirimkan dipahami maksudnya oleh yang melakukan komunikasi. Selain itu ketidakpastian juga dapat diatasi dengan menambah tenaga atau power untuk penyampaian pesanTenaga power dapat pula diperoleh dengan cara memberi pesan tambahan pada pesan utama. Umpamanya, sambil menyebut teh hangat, Anda perperagakan orang minum dan menggerak-gerakakan tangan agar pelayan menghampiri. Stelah itu, tenaga tambahan juga dapat diperoleh dengan cara memberikan pesan secara langsung ke pesan utama, dan dikirimkan secara jelas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara (seolah-olah) mengeja kata-kata pesan, misalnya, teh 

E.  JENIS DAN KUALITAS INFORMASI

     Dari fungsi informasi untuk mengurangi ketidakpastian, secra tersirat dapat dilihat bahwa informasi sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Adapun lain begitu seterusnya hingga diperoleh keputusan yang benar-benar mengurangi (menghilangkan) ketidakpastian. Ada tiga bentuk ketidakpastian. Pertama, tidak pasti kepada objek tertentu (nama benda, musim, masa) atau lingkungan sekitar lainnya. Kedua, ketidakpastian pada hubungan antara satu alternatif pilihan dengan alternatuf lainnya. Ketiga, ketidakpastian pada penilaian, baik nilai objek maupun nilai hubungan.
      Tiga jenis informasi yang terdapat dalam contoh tersebut merupakan rangkaian informasi dari sebuah peristiwa. Akan tetapi masing-masing jenis dapat berdiri sendiri. Siulan seseorang menunjukan ada seseorang yang sedang bergembira (bentuk informasi objek dan lingkungan), teriakan awas mengngatkan adanya bahaya yang mengancam (bentuk informasi hubungan). Pernyataan bersedia seseorang, berarti si individu menilai positif pada sebuah ajakan atau perintah (bentuk informasi menilai).
Pesan dan Makna: Antara Wadah dan Isi
Dari uraian pada bagian sebelumnya, secara implisit tampak bahwa pembahasan informasi tidak dilepaskan dari pembicaraan mengenai makna. Data, makna, kata dan isyarat bukanlah informasi jika tidak diberi makna oleh orang-orang yang mengindrainya. Jadi, informasi tiada lain adalah makna dari simbol-simbol komunikasi, sedangkan jika kita ingat, baik dalam model Shannon-Weaver maupun dalam model-model lainnya, yang tiada lain data, makna, simbol dan isyarat.  Studi tidak mengandung informasi jika tidak ditafsirkan oleh penerimanya maka dapatlah dikemukakan bahwa tidaklah mempunyai arti apa pun jika tidak diberi makna oleh komunikasi. Sebalinya pesanlah yang mengandung makna apabila pesan tersebut ditafsirkan. Maka dengan rumusan sederhana, dapat kita katakan bahwa hubungan pesan dan makna ibarat wadah dengan isinya. Hanya perlu diingat, tentu suatu istilah tidak dapat diberi makna seenaknya oleh si pemakainya karena kita mengenal makna yang disepakati umum.
A.   MAKNA TENTANG MAKNA
          Apa makna dari istilah makna? Studi tentang makna bukanlah khas displin komunikasi, tetapi jka kita membicarakan komunikasi kita harus membaha makna.persoalan makna kelak menarik perhatian para filsuf, ahli bahasa, psikolog, sosiologi, dan antropologi, sejak 2000 tahun yang lalu. Sayangnya, setiap usaha untuk memberikan jawaban apa arti makna secara langsung telah gagal (Fisher, 1986).
            Upaya untuk menjelaskan makna misalnya terlihat dari diterbitkannya dua buku Meaning of Meaning dan Understanding-Understanding, tetapi isinya menurut Fisher, lebih sedikit dari apa yang ditawarkan judulnya. Uraian panjang lebar yang diberikan lebih sering membingungkan dari pada menjelaskan. Masalah makna memang persoalan yang pelik. Untunglah Broadback (1963) seperti dikutip Fisher membantu kita merumuskan tiga macam makna. Pertama, makna referensial, yakni makna suatu istilah mengenai objek, pikiran, ideal, atau konsep yang dtunjukkan oleh istilah itu. Makna itu lahir dari pikiran seseorang ketika suatu istilah menunjuk pada suatu objek. Kedua, makna yang menunjukkan arti suatu istilah sejauh hubungan dengan konsep-konsep lain. Ketiga, makna intensional, yakni arti suatu istilah atau lambang tergantung pada apa yang dimaksudkan oleh si pemakai dengan arti lambang itu.
B. TEORI MAKNA
       Dari tiga corak makna tersebut, yang menarik adalah proses terjadinya pemaknaan. Fiske (1980) menyatakan makna muncul ketika sebuah sign yang mengacu pada suatu objek, dipakai oleh pengguna sign, saat itulah terjadi proses pembentukan makna didalam benak si pemakai. Yang di maksud sign di sini dapat berupa kata, tulisan, simbol, maupun isyarat. Sedangkan objek bisa mengacu pada benda, ide, atau konsep.
Bildergebnis für teori segitiga maknaBeberapa ahli merumuskan keti.ga hubungan antara sign, objek dan pemakaiitu dalam bentuk hubungan segitiga. Maka teori segitiga makna (triangle meaning theory) pun dibuat untuk menjelaskan terjadinya makna. Salah seorang ahli yang menyusun teori segitiga makna adalah Charles S. Priece. Menurut Priece,, sebuah sign yang mengacu kepada sesuatu di luar dirinya, yaitu objek akan mempunyai pengaruh pada pikiran pemakainya karena adanya hubungan timbal balik antara ketiga elemen tersebut.
Masalah Bahasa dalam Komunikasi
                Bahasa merupakan faktor yang paling penting dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa, kita tidak dapat berkomunikasi. Dua jenis bahasa dalam berkomunikasi, yaitu bahasa verbal (lisan) dan bahasa nonverbal (tulisan, simbol, dan isyarat). Fungs bahasa dalam beromunikasi adalah untuk mengirimkan pesan. Bila pesanitu dkirim dengan bahasa verbal itu berarti kita mengirimkan pesan secara verbal. Apabila pesan kita melalui bahasa nonverbal maka yang kita gunakan adalah bahasa-bahasa nonverbal. Mengenai bahasa verbal, umunya kita tidak pernah merasa kesulitan menggunakan kata-kata. Setiap hari kita berbicara, baik secara tatap muka maupun melalui media. Kita semua merasa telah terlatih sejak bayi untuk berbicara. Sejak kecil kita menggunakan kosakata dan maknanya dari memori kita. Mula-mula seorang bayi belajar mengucapkan kata “ma-ma” dengan sangat berat,  karena bahasa itu memiliki keterbatasan yang disebabkan karakteristiknya itu sendiri. Bahasa itu statis,realitas dan dinamis. Di samping keterbatasan bahasa disebabkan oleh pemakainya. Dalam memakai bahasa seseorang cenderung melakukan abstraksi yang kaku, identifikasi yang tidak layak,penilaian dengan hanya memakai dua nilai dan mengacaukan dengan dua rujukan. dan begitu dewasa dengan cepat mengucapkan kata kata “sesdalopbang” (singkatan dari sekertaris pengendalian operasional pembangunan).
Komunikasi Nonverbal
A. Definisi Nonverbal
  • Frank E.X. Dance dan Carl E. Larson (1976) mendefinisikan komunikasi nonverbal sebagai stimulus yang pengertiannya tidak ditentukan oleh makna isi simboliknya.Contohnya mengedipkan mata makna dari tindakan itu tidak tergantung dari makna isi gerakan melainkan pada interpretasi dari orang yang mengamati perilaku tersebut.
  •  Judee K. Burgoon dan THomas J. Saine (1978) berpendapat bahwa komunikasi nonverbal merupakan tindakan manusia yang disengaja yang dikirimkan dan diinterpretasikan seperti tujuannya dan memiliki potensi adanya umpan balik dari yang menerimanya.
  • Hikson dan Stack(189) Stimulis tertentu dari perilaku nonverbal diatur norma yang dihasilkan oleh interaksi manusia.
Sehingga definisi umum nonverbal ialah pesan yang diekspresikan secara sengaja atau tidak sengaja melalui gerakan, tindakan maupun perilaku ataupun surara atau vokal yang berbeda dari penggunaan kata dalam bahasa.
Perbedaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal:
  1. dilihat dari maksud atau tujuan pesan
  2. dilihat dari perbuatan simbolik pesan
  3. dilihat dari mekanisme proses pesan didalam otak
  4. dilihat dari komunikasi nonverbal sebagai bentuk komunikasi
Jenis Komunikasi Nonverbal
  1. komunikasi tubuh yaitu gesture atau isyarat, ekspresi wajah, gerakan mata dan sentuhan. 
  2. komunikasi ruang
  3. komunikasi diam
  4. paralanguage
  5. Komunikasi Temporal atau waktu
Fungsi Komunikasi Nonverbal
Menurut Paul Ekman (1965) sebagai berikut:
  1. Repetisi atau pengulangan 
  2. Kontradiksi atau perlawanan
  3. Subtitusi atau pegganti
  4. Komplemen atau pekengkap
  5. Regulasi atau pengatur
  6. Aksentuasi atau penekanan






Tidak ada komentar:

Posting Komentar